Anwariz Blog Keren - Ketika Harus Berhenti Kuliah Bukan Berarti Harus Berhenti Mengejar Cita-cita - Alasan mengundurkan diri dari kampus, berhenti kuliah bukan untuk menjadi pemalas melainkan sebagai ajang pembuktian kepada diri sendiri atas pilihan terbaik dari sikap tegas yang harus diambil. Sekedar pengumuman saja, jauh sebelumnya saya pernah menuliskan beberapa alasan kuliah di kampus UPI untuk kalian baca.
Pada tahun 2010 silam, pertama kali menginjakan kaki di sebuah perguruan tinggi negeri di Bandung adalah suatu kebanggaan, karena memang awalnya sudah menjadi pilihan untuk melanjutkan jenjang pendidikan ke tingkat universitas. Walau datang dari kampung, bukan berarti tidak bisa mengenyam bangku kuliah, buktinya saya bisa. Sampailah pada bulan 10 tahun 2016, bulan ini November namanya. Ya, sudah 6 tahun saya menjalani masa perkuliahan yang begitu mengesankan sekaligus membosankan, hingga sampailah pada titik jenuh paling puncak.
Saya sudah bukan lagi mahasiswa, bukan pula sanjana seperti yang di cita-citakan sejak 6 tahun lalu. #GagalWisuda. Sudah terlalu capek dengan semua kegiatan belajar mengajar di lingkungan formal seperti kampus dan bahkan sekolah-sekolah pada umumnya. Capek bukan berarti mengutuk ilmu pendidikan, hanya saja kondisinya bukan lagi seperti semula. Buat saya belejar bukan soal formalitas, melainkan belajar menjadi berkualitas.
Menimba ilmu nggak harus di sekolah, di kampus, atau apalah namanya itu.
Baca: Contoh Proposal Penelitian Buat Mahasiswa
Baca: Contoh Proposal Penelitian Buat Mahasiswa
Saya suka sekali belajar. Sangat suka. And I believe that I will never stop learning, ever. Keingin tahuan akan hal-hal baru, pengalaman baru menarik diri dari sebuah lingkungan kampus megah dan mewah. Belajar menggali informasi baru sudah menjadi kebutuhan saya. Hanya saja sudah terlalu capek jika dipaksakanpun bukan menjadi baik. Ambil sikap. Berhenti saja.
Biar bagaimanapun lelahnya menjalani rutinitas akademik. Ada hal lain tentang pencapaian selama ngampus. Terakhir melihat transkrip nilai gak jelek-jelek amat, IPK seluruh semester saya 3,17 artinya sangat memuasakan. Angka segitu tuh nggak kecil bro. Tidaklah mudah mendapatkan angka segitu di jurusan teknik, yang notabene adalah jurusan industri permesinan, industri mahal, gak semua orang mampu melakukan pekerjaan teknisi. Semua itu dinilai subjektif, orang bilang “bagus dan jelek itu relative. Subjektifitas terkadang menjadi pemicu ketidakadilan…
Memang begitu adanya, ketika dosen kamu suka dia akan bilang bagus, tapi sebaliknya kalua dia gak suka atau malah seperti sentimen maka siap-siap saja pekerjan itu dianggap jelek. Kalau di piker-pikir polanya seperti anak kecil yang menganggap semuanya terserah saya, yang memberi nilai kan saya.
Ilustrasi Wisuda |
Ya sudahlah itu hanya sekelumit gambaran dunia pendidikan formal di sekitar. Masa lalu meski baru satu hari lalu resmi mengundurkan diri secara terhormat bukan berarti harus menyudahi segalanya sampai di sini. Justru inilah sikap yang saya ambil untuk mewujudkan mimpi besar di luar sana.. Akhirnya sekarang bebas mengekspresikan isi kepala dan semua rencana besar di bidang yang tengah ditekuni saat ini. Let’s do it right now!
Baca: Bingung Mau Pilih Jurusan Apa?
Baca: Bingung Mau Pilih Jurusan Apa?
Hari ini sudah tidak langi mengejar mimpi menjadi seorang teknisi andal ataupun guru teladan. Masih terlalu sedih mengingat betapa kedua orang tua mengharapkan saya menjadi guru dan melanjutkan pengambdian beliau-beliau saat ini dan nanti di dunia pendidikan.
Jujur, sejak duduk di bangku SMP saya senang sekali dengan menulis. Ya, dunia tulis menulis, karya seni tulis bahkan sempat mempelajari seni lukis dan seni rupa. Rupa-rupanya seakan ada suara kecil di dalam hati yang meminta untuk dipertegas. Betapa bahagianya ketika menulis, mengekspresikan apa saja sesuai maunya dia isi hati dan naluri seni. Inilah saat tepat menjadikan itu sebagai tujuan hidup kedepan, memperjuangkan pekerjaan baru sesuai passion. Mendalami dunia kepenulisan dibarengi dengan bagaimana caranya tulisan itu menghasilkan manfaat besar baik bagi penulisnya maupun bagi pembacanya dikemudian hari. Be writer and be entrepreneur..!
Alasan Berhenti Kuliah
|
Sebelumnya tidak pernah mengambil jatah cuti. Waktu itu pada masa-masa KKN adalah kenangan terakhir paling mengesankan bersama teman-teman lain jurusan, tinggal satu atap bahkan sudah seperti keluarga sendiri. Selesai menjalani tugas Kuliah Kerja Nyata di Garut waktu itu, kebetulan saya sendiri yang memilih lokasi di sana karena biar lebih dekat ke rumah, jadi bisa bebas menjumpai keluarga sebenarnya di sela-sela program. Banyak cerita menarik dari semua rangkaian kegiatan di sana, namun sayangnya program KKN sudah berakhir, saatnya kembali ke kampus. Berawal dari sinilah benih-benih memundurkan diri dari kampus mulai terasa.
Kejenuhan menjalani rutinitas monoton. Kuliah seperti biasanya duduk di kursi depan dosen, mengerjakan tugas-tugas bersama teman hanya untuk sebuah angka dan selembar kertas tak berguna. Itu bukan saya banget. Maka dari itu keputusan terbaik ini diambil dalam tempo yang cukup panjang melalui pertimbangan, diplomasi, lobbying dan sampailah pada titik dimana sekarang saya sudah resmi mengundurkan diri sebagai mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia. Saya bukan lagi mahasiswa, bukan pula sarjana penuh derita. Saya adalah seorang yang hidup dari hobi dan passion.
Baca juga: Kampus Ideal untuk Kuliah Kamu
Sangat tidak menutup kemungkinan jika saya akan melanjutkan belajar tentang apapun di tempat lain. Mungkin hanya waktu dan ruang saja yang akan membantu memberikan jawabannya. Mari simak saja perjalanan mengagumkan saya setelah ini. Hehehe... I really love learning till the end of time but I just don’t like to studying formality.
Saya selalu ingat salah satu pribahasa Latin yang pernah saya temui, berbunyi:
Saya selalu ingat salah satu pribahasa Latin yang pernah saya temui, berbunyi:
“NON SCHOLAE SED VITAE DISCIMUS”
(Kita belajar bukan untuk sekolah = gelar akademis, tapi untuk hidup).
Sampai di sini dulu tulisan kali ini tentang Ketika Harus Berhenti Kuliah bagian satu. Akan ada lanjutan cerita dari kisah mengundurkan diri dari kampus. Tetap belajar meski harus di luar ruangan, sebab pembelajar sejati ialah belajar bagaimana caranya belajar.
Keep it simple! Teruslah belajar sampai engkau menemukan kehidupan.
Keep it simple! Teruslah belajar sampai engkau menemukan kehidupan.
Disclaimer:
Artikel ini merupakan pengalaman penulis, tanpa ada unsur provokatif kepada siapapun. Penulis tidak bertanggung jawab atas segala pilihan para pembaca setia Anwariz Blog terkait konteks yang sedang dibahas.
keren broo, top markotop nih
BalasHapusTerimakasih sudah mampir ke situs pribadi sederhana kami... Salam sukses Calon Pengusaha
Hapussayang banget ipk bagus, udh kkn, dikit lagi wisuda malah mengundurkan diri...
BalasHapusIya begitulah Kang Fakhri... Sekarang semua masa-masa itu tinggal sejarah. Saya sedang berusaha mengukir sejarah baru dengan cara diluar jalur-jalur perkuliahan tersebut. Alhamdulillah tidak ada penyesalan karena ini sebuah pilihan yang sedang akan saya pertanggung jawabkan dalam hidup saya. Terimakasih sudah berkunjung ke blog sederhana ini.. Semoga informasinya bermanfaat buat Kang Fakhri dan keluarga. Aamiin..
HapusAssalamualaikum ,klo boleh tau pengunduran diri , apa akan dibentak
HapusTidak ada hal seperti itu.. Bahkan hubungan kami dengan dosen di kampus pun masih sangat baik hingga saat ini. Hanya sedikit dikasih kuliah umum terakhir aja sebelum benar2 mengambil keputusan waktu itu. Tapi karena saya sudah sangat yakin, maka merekapun menyetujui dan mengeluarkan SK Rektorat
HapusProsedur pengunduran dirinya gimana ya kang? Bisa tolong dijelaskan? Karena saya akan mengundurkan diri dari kampus juga
BalasHapusPertama buat surat pernyataan pengunduran diri diatas materai dan ttd orang tua / wali. Setelah itu diserahkan ke Ketua Prodi, lalu keatasnya lagi, kemudian menunggu proses sampi nanti keluar SK Rektor.
HapusKalau boleh tau. Apa dulu mengurus surat pengunduran diri?
BalasHapusSaya juga memiliki alasan yang sama seperti anda. Tapi tidak tau apa yang harus saya tulis sebagai alasan, bolehkah berterus terang merasa jenuh sebagai alasannya?
Sebelumnya saya mau menekankan bahwa postingan ini bukan untuk mengajarkan siapapun melakukan hal yang sama. Ini hanya pengalaman yang saya alami semata. Semua itu kembali pada pilihan masing-masing pembaca Anwariz Blog.
HapusKalau menurut saya sebaiknya beralasan apa adanya, berterus terang pada keadaan dan kenyataan. Hanya saja kalau boleh menyarankan, gunakan bahasa yang lebih santun saja misal "Mengembangkan Bisnis", "Merintis Usaha", "Mengelola Perusahaan Orang Tua", dan sebagainya yang sekiranya mewakili ekspresi kejenuhan di kampus.
Artikel yang keren mas. Saya juga sedang dilanda hal tersebut, sekarang saya benar-benar dilemma, saya sekarang berkuliah di salah satu universitas, namun saya benar-benar tidak cocok dengan lingkungannya, universitasnya, dan jurusan yang saya tempuh saat ini. Memang saya mempunyai kesempatan untuk mendapatkan beasiswa, namun saya benar-benar tidak menyukai kondisi ini. Sering terlintas untuk mengundurkan diri, tapi apakah itu layak atau pantas ? Menurut mas gimana apabila diposisi saya ? Saya benar-benar tidak tahu mas mau berbuat apa.
BalasHapusTerimakasih sudah mampir dan baca-baca sekelumit kisah calon sarjana.. Ya, hanya sebatas calon.. Ketika terbersit dipikiran Anda keinginan itu, sebaiknya segera dipupuk kembali karena pertimbangannya ga hanya pribadi, melainkan keluarga dan lainnya. Saya tidak menyarankan hal tersebut... Terkecuali memang sudah matang dan tanpa tendensi dari pihak manapun, silakan.. Berarti Anda sudah dewasa...
HapusHai, sekarang saya sedang ada di posisi yang kamu tulis diatas. Saya juga punya pemikiran yang sama dengan kamu. Saya juga suka menulis. Saya sedih menerima kenyataan bahwa selama 6 tahun saya tidak akan mendapatkan gelar sarjana seperti teman-teman saya. Tapi, dengan saya mengundurkan diri, saya bisa lebih banyak belajar hal lain diluar sana. Terima kasih sudah membagikan pengalaman kamu tentang pengunduran diri sebagai mahasiswa.
BalasHapusHidup adalah pilihan. Setiap orang punya jalan hidupnya sendiri-sendiri kok.. Yap, saya rasa tidak perlu ada kesedihan karena itu sudah pilihan terbaik yang kamu ambil dan sekarang sudah menjadi takdirmu yang layak dirimu sendiri apresiasi. Kembali kasih mbak Ajeng, sudah mampir ke blog sederhana kami.. Salam kenal..
HapusI hope we can meet someday, after successfully becoming great businessmen in this memorable country
BalasHapusThanks to visit my blog
HapusI hope we can meet someday, after successfully becoming great businessmen in this memorable country
BalasHapusThanks to visit my blog
HapusAnda sangat keren karena secara pribadi saya tidak mampu melakukan apa yang kamu lakukan, saya salut untuk orang-orang yang berjiwa seperti anda "fighter"
BalasHapusGak juga mas/mbak, ini hanya soal pilihan saja.. Setiap orang beda kepala, beda pemikiran, dan beda pula jalan cerita dalam hidupnya. Btw terimakasih sudah mampir ke blog kami yaa..
Hapus